Batik Marunda,Karya Ibu-Ibu Rusunawa yang Kini Dipajang di Hotel, Motifnya Khas Ibukota

Siapa sangka Jakarta ternyata punya perajin batik yang tunjukkan keunikan Ibu Kota lewat motif motifnya. Adalah Batik Marunda, semua karyanya lahir dari tangan ibu ibu yang direlokasi ke Rusunawa Marunda. Kehilangan mata pencaharian, para ibu yang berada di rusunawa pun diberi pelatihan oleh Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) DKI Jakarta.

Mereka dilatih untuk mencanting, pewarnaan sampai menyulam. Batik yang dihasilkan pun kini menjadi mata pencaharian para ibu ibu di rusunawa dan bantu ekonomi keluarga. Polisi Periksa 10 Saksi Terkait Kecelakaan Tunggal Bus New Shantika yang Terjun dari Tol Pemalang

Olah TKP Bus New Shantika Terjun dari Tol Pemalang Pakai 3D Laser Scanner, Ini Keunggulannya Batik Marunda,Karya Ibu Ibu Rusunawa yang Kini Dipajang di Hotel, Motifnya Khas Ibukota Berikut Ini Data Lengkap Korban Kecelakaan Bus New Shantika yang Terjun dari Tol Pemalang

TERNYATA Ahok Sudah Ingatkan Soal LFP Ganti Nikel di Mobil Listrik, Gibran Kekeuh Nikel Tetap Jaya? Halaman 3 Video Kecelakaan Bus New Shantika Terjun dari Tol Pemalang, Polisi Periksa 10 Saksi Gelak Tawa Jokowi Saat Dengar Jawaban Ibu ibu di Banyuwangi yang Ditanya Nama Ibukota Baru

Kebohongan Pelaku Carok Maut di Madura, Hasan Busri Jebak Adik Lawan Pendekar Paling Ditakuti Halaman all "Sampai sekarang menjadi mata pencaharian mereka dan membantu ekonomi keluarga. Keberadaan Batik Marunda kini sudah berusia delapan tahun dan bantu gerakkan ekonomi ibu ibu di rusunawa Marunda," jelas Cici.

Lebih lanjut Cici pun menjelaskan apa saja keunikan dan desain dari Batik Marunda. Ciri khas dari Batik Marunda saat ini adalah warnanya yang dasar hitam. Sedangkan untuk motif dan desain, menunjukkan ciri khas di Jakarta.

Misalnya, topeng pementasan, flora dan fauna di Jakarta, misalnya pohon Flamboyan. Kemudian gedung gedung Jakarta seperti panorama hingga museum. Ada juga motif perumahan, pelosok, hingga layangan.

Lalu karena berada di wilayah Jakarta utara atau pesisir pantai, ada motif sampan atau kapal Pinisi. Untuk Batik Marunda dihargai Rp 1 Juta Rp 1,750 Juta. Harga Rp 1.750 juta dikenakan pada batik tulis yang dilengkapi dengan sulaman.

"Ada juga yang buat silk atau pesanan sutra, itu susah sekali (pembuatannya), ada di Rp 2,5 juta," kata Cici menambahkan. Lebih lanjut, Cici sebagai salah satu pembina di Batik Marunda berharap bisa diteruskan ke anak anak mereka. Selain itu, hasil kerajinan mereka ini diharapkan bisa diekspor ke luar negeri.

Selain itu, Cici berharap kegiatan membatik ini bisa terus menghasilkan dan meningkatkan perekonomian mereka. Hal ini disampaikan oleh Resident Manager Mercure Jakarta Sabang, Winaryo. Selain itu, pihaknya juga melihat historis terbentuknya Batik Marunda.

Sehingga Accor Hotel Group pun ingin membantu menggerakkan perekonomian para ibu di rusunawa. Pada kerja sama ini, Winaryo menjelaskan pihaknya menyediakan tempat UMKM batik untuk display, menjual produknya. Selain itu pihaknya juga mulai melakukan dari pengenalan dini ke anak anak.

Yaitu dengan cara melaksanakan aktivitas membatik, melukis dan sebagainya setiap minggu. "Menjelang tahun baru, di tahun lalu ada fashion show dari UMKM batik. Itu jadi champaign marketing kami. Sangat ingin berpartisipasi mendorong produk UMKM, batik salah satunya," pungkasnya. Artikel ini merupakan bagian dari

KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.

By admin

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *